Sabtu, 28 Desember 2013

laporan tugas akhir semester psikologi klinis sederhana :D


LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI KLINIS
PROGRAM STRATA SATU (S1) MATA KULIAH PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI  UNIVERSITAS MURIA KUDUS
IDENTIFIKASI KASUS FOBIA

DOSEN PENGAMPU
FAJAR KAWURYAN, S.Psi., M.Si.
Rr. Dwi Astuti, S.Psi., M.Psi.
umk logo
Oleh
Damar Marta Dewangsa
2013-60-043

PROGRAM STRATA SATU (S1) PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2013



 
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah melimpahkan segala rahmat dan karunianya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir semester ini.
Pada kesepatan ini penulis penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang turut andil dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun pihak yang telah turut andil dalam hal ini :
1.      Ibu Fajar Kawuryan selaku dosen sekaligus pembimbing kami dalam menjalankan tugas akhir semester ini
2.      Ibu Rr. Dwi Astuti selaku dosen sekaligus pembimbing kami juga dalam menjalankan tugas akhir semester ini
3.      Keluarga ARP, Ny.S.H, adik H yang telah dengan suka rela memberi informasi mengenai subjek
4.      Sdri.ARP yang telah rela untuk memberikan waktu kepada penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang apa yang dirasakan saat ini
5.      Teman/sahabat daripada ARP yang mana telah dengan rela juga memberikan waktu untuk penulis agar memperoleh informasi lebih dalam lagi.
6.      Keluarga penulis Orang tua penulis bapak/ibu penulis, kakak atas dukungan material maupun spiritualnya kepada penulis
7.      Teman-teman satu angkatan dan teman/sahabat daripada penuis. Penulis ucapkan terimakasih.

Semoga Allah SWT yang akan membalas kebaikan  mereka. Dan semoga pula karya ini dapat bermanfaat kedepnnya. Amin.


Kudus        desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I             Identitas.................................................................................................. 1
BAB II                        Agenda Kegiatan.....................................................................................3
BAB III          Keluhan....................................................................................................4
BAB IV          Hasil Pengumpulan Data..........................................................................5
A.    Observasi
B.     Wawancara
BAB V            Etiologi.....................................................................................................8
Bab VI                        Permasalahan............................................................................................9
A.    Kondisi Kognitif
B.     Bahasa
C.     Motorik
D.    Emosi
E.     Sosial
BAB VI          Dasar Teori...............................................................................................10
BAB VIII       Dinamika Psikologis.................................................................................13
BAB IX          Diagnosis..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                     1       TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS SUBYEK PADA KASUS FOBIA (HEMOPHOBIA)
I.                   IDENTITAS
A.             SUBYEK
       Nama                              : ARP
       Jenis Kelamin                  : P
       Tempat tanggal lahir         : Kudus, 15 Juni 1994
       Umur                               : 19 Tahun
        Berat Badan                    : ±45 kg
        Anak ke                          : 1 dari 3 bersaudara (Keluarga Kandung)
        Agama                            : Islam
        Pendidikan                      : SMA
        Suku                               : Jawa
      Alamat                              : Kaliungu, Kudus
      


B.     IDENTITAS KELUARGA
NAMA
L/P
UMUR
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
KET
Tn. S.J (Alm)
L
49
SLTA
Buruh Harian
Lepas
Ayah
Kandung
Ny.S.H
P
34
SLTA
Ibu Rumah
Tangga
Ibu Kandung
 

LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                            2
TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)


Sdri.ARP
P
19
SLTA
Pelajar/
Mahasiswa
 (subjek)
Sdr.HRj
L
17
SLTP
Pelajar/
Mahasiswa
Anak Kandung
Sdri.SRP
P
7
SD
Pelajar/
Mahasiswa
Anak Kandung



















LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                 3 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

II.                 AGENDA KEGIATAN
TANGGAL
KEGIATAN
TEMPAT
19 Desember 2013
Observasi

Rumah Subyek
20 Desember 2013
Observasi

Rumah Subyek
21 Desember 2013
Observasi
Rumah Makan
22 Desember 2013
Observasi Subjek

Alloamnesis Ibu

Kandung Subyek
Luar Rumah

Rumah Subyek
24 Desember 2013
Alloamnesis Adik

Cowok Subyek
Rumah subyek
26 Desember 2013
Alloamnesis

Teman Subyek
Rumah Subyek
28 Desember 2013
Alloamnesis

Sahabat Kecil

Subyek
Rumah Subyek


LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                 4 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

III.             KELUHAN

Keluhan dari subyek bahwa subyek merasa tertekan tak enak seketika melihat darah. Subyek merasa mual, rasanya ingin pingsan , tak enak buat makan (nafsu makan berkurang) , pikiran selalu kemana-mana saat melihat darah berceceran.
subjek ada fobia dengan darah dimulai sejak subjek usia anak kecil (6-9 Tahun), subjek saat itu pergi keluarga dengan keluarga , subjek melihat ada kecelakaan dan tanpa sengaja subjek melihat darah yang begitu kental mengalir dalam diri si korban. Awalnya subjek tidak apa-apa tapi selang waktu berikutnya  kebayang-bayang sama darah yang berceceran tersebut dan tubuh subyek langsung loyo, tidak nafsu makan , tidak mau ngapa-ngapain saat itu subjek merasakannya sendiri tanpa orang lain mengetahui.
Menginjak usia remaja fobia nya semakin menjadi-menjadi berawal dari ketidaksengajaan melihat darah berceceran akibat tidak sengaja melihat kecelakaan , fobia pun dibawa pada usia remaja. Subjek masih tetap dengan sikap yang tidak bisa di mengerti orang lain. Saat melihat darah subyek pingsan , menangis sejadi-jadinya , emosi meledak , sering pusing,mual,tengkuk pada kaki lemas tak bisa bergerak. Kalau dari kecil subjek rasanya mau pingsan tapi menginjak usia remaja subyek jadi terus pingsan saat melihat darah. Subjek merasa hidupnya selalu dihantui oleh fobia yang di deritanya. Subjek ingin menghilangkan fobia ini agar subyjek merasa nyaman seperti teman-teman yang lain.




LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                 5 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

IV.             HASIL PENGUMPULAN DATA

A.    Observasi
1.      Observasi fisik
Subjek merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, merupakan anak perempuan dengan tinggi  ±170 cm, dengan berat badan ±45 kg. Kulit sawo masak , perawakkan kurus tinggi.
2.      Observasi saat wawancara
Subjek bersikap normal,tenang dan netral, duduk dengan pandangan baik, duduk dengan santai , mimik muka juga biasa saja seolah tidak ada apa-apa sama diri subjek. Tapi setelah saya singgung soal darah subjek mulai berubah 180° dari semula yang biasa saja.
3.      Observasi lingkiungan fisik
Subjek tinggal bersama ibu dan dua orang adiknya. Belakang, samping, depan rumah subjek merupakan hamparan luas persawahan. Rumah subjek permanen memilik satu ruang tamu, 3 ruang kamar tidur , ruang makan, dapur, dan kamar mandi.


B.     Wawancara
1.      Alloamnesis ibu kandung subjek (Ny.S.H)
Ibu subjek mengatakan kalau dirinya tidak mengetahui kalau anaknya (subjek) ada gejala fobia. Saat-saat mengetahui kalau subjek ada fobia darah itu saat ibu subjek sedang memasak lah tanpa sengaja tangan ibu (Ny.S.H) terkena pisau dan mengeluarkan darah , subjek ketika itu dipanggil suruh ngambilin obat merah buat luka, ketika itu subjek ngambilin dan nganterin ke tempat ibunya tersebut, tanpa di duga subjek langsung pucat , nangis sejadi-jadinya, langsung masuk kamar tidur tidak berani keluar. Ibu subjek bingung saat itu melihat anaknya histeris saat melihat darah. Ibu subjek saat itu bersikap biasa saja , mungkin memang subjek sedang lagi tidak
LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                 6 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

enak hati, mungkin subjek hanya ketakutan biasa. Tapi selang waktu berikutnya ya saat bersama ibu subjek, subjek pun begitu histeris ,cemas , panik saat dijalan ada orang yang kecelakaan dan mengeluarkan banyak darah, ibu subjek menyadari kalau anaknya memang benar-benar punya fobia dan ibu subjek bingung untuk mencari jalan keluar agar fobia anaknya cepat pulih bahkan biar hilang. Tapi sebelum nya ibu subyek telah memberikan perhatian banyak hal kepada anaknya agar bisa pulih dari fobia yang diterimanya

2.      Alloamnesis dengan adik cowok subjek
Sama halnya seperti ibu nya, adik subjekpun tidak mengetahui kalau subjek ternyata ada gangguan fobia. saat secara tidak sengaja adik subjek melukai tangan subjek hingga mengeluarkan darah walau sedikit , nah subjek langsung histeris juga sama seperti saat dia melihat darah berceceran akibat oarng kecelakaan. Kakak subjek langsung emosinya naik, tak terkontrol. Subjek merasa risih dan bingung karena tangannya mengeluarkan darah. Adik subjekpun terang-terangan saat kakak subjek lagi PMS kakak subjek takut dan risih , kakak subjek tidak mau ngapa-ngapain. Pernah waktu PMS pertama kakak subyek nangis sejadi-jadinya dan membuat orang seisi rumah bingung dan takut. Adik subjek sendiri pun tidak mengetahui kapan kakaknya mengalami gangguan fobia. Adik cowok subjek menyarankan untuk saya menanyakan perihal gangguan yang diidap kakaknya ke teman atau sahabat kecilnya kakak subyek.

3.      Alloamnesis dengan teman sekolah subjek
LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                  7                                                               TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)


Subjek meruapakan anak pertama dari ibu. S.H dan bpk. S.J (Alm). Teman sekolahnya ini pun tidak mengetahui sejak kapan fobia itu muncul pada diri subjek tersebut. Yang dimengerti teman subyek, subyek akan histeris, akan pingsan , akan menjerit,menangis, resah, cemas,bingung saat melihat darah yang berceceran didepan mata subyek.

4.      Alloamnesis dengan sahabat kecil subjek
Saya mengetahui bahwa subjek mengidap suatu gangguan fobia sejak jaman dia masih SD atau TK. Tingkah laku subjek berubah tatkala melihat darah didepannya secara langsung. Subjek langsung histeris, menangis,pingsan,pikiran tidak connect, pokoknya tingkah laku subjek berubah.








LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                 8 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

V.                ETIOLOGI
Bermula pada ketidaksengajaan berakibat adanya gangguan pada diri subjek. Subjek ketika usia anak-anak diajak pergi sama keluarganya , tanpa diduga di tengah perjalanan ada segerombolan orangorang di pinggir jalan beserta banyak polisi, karena penasaran ayah subjek berhenti untuk memastikan apa yang sebenarnya erjadi, setelah diteliti ternyata ada kecelakaan lalu lintas dimana korban mengeluarkan banyak darah dalam diri korban, korban secara tidak sadar melihat darah yang berceceran tersebut, awalnya korban bersikap netral hanya pengen muntah saja saat itu tapi selang waktu berikutnya subjek tanpa sengaja melihat tangan ibu subjek terluka dan mengeluarkan darah subjek langsung menangis, ketakutan cemas, parno, pucat walaupun itu konteksnya darah yang mengucur  di diri ibu subjek sangat kecil. Ditambah lagi ketika bapak subjek mengalami kecelakaan dan saat itu pula bapak subjek mengeluarkan banyak darah , walaupun tidak melihat secara langsung kondisi bapaknya tersebut dan hanya mendengar dari orang-orang perihal tersebut subyek lagsung down, panas, mual,pikiran kosong,cemas,badan bergetar,keringat bercucuran,panas-dingin,linglung dll. Dalam hal tersebut subyek mungkin mengalami trauma karena melihat kondisi bapaknya , mungkin juga dari apa yang dilihatnya sejak kecil terbawa sampai sekarang ialah “darah”, jadi ketika mendengar kata darah subjek dan pikiran subjek langsung terpaku pada objek tersebut.  




LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                 9 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

VI.             PERMASALAHAN
A.    Kondisi Kognitif
Subjek sulit sekali untuk diajak ngobrol saat si subjek secara tidak sengaja melihat darah yang berceceran mengucur deras. Otak subjek seakan-akan mati setelah melihat darah. Sulit berfikir , tidak fokus itulah yang dirasakan subjek setelah melihat darah, entah itu darah dalam konteks banyak atau sedikit.
B.     Bahasa
Tidak ada hambatan. Hanya sesekali subjek terbata-bata saat melihat darah.
C.     Motorik
Tidak ada hambatan.
D.    Emosi
Subjek sebenarnya memiliki emosi yang santai namun kadang labil. Emosi subjek misalnya saat melihat darah respon nya langsung berlebihan , emosi tak terkendali, suka histeris, emosi meledak.
E.     Sosial
Tidak ada kendala







LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                               10 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

VII.          DASAR TEORI
Gangguan fobia (Anxietas Fobik) merupakan gangguan yang dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu) yang sebenarnya
Fobia (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena (wikipedia).
pada saat kejadian itu tidak membahayakan bagi diri subyek tersebut. Sebagai akibatnya objek atau situasi tersebut dihindari oleh diri subjek (PPDGJ III).
Kategori fobia antara lain :
1.  Phobia Spesifik
Phobia spesifik adalah suatu ketakutan yang tidak beralasan yang disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik.
Ada lima jenis phobia spesifik berdasarkan sumber ketakutannya, yaitu
(1) phobia terhadap binatang tertentu (kucing, anjing, ular),
(2) phobia terhadap keadaan alam (debu, ketinggian, hujan, petir),
(3) phobia terhadap situasi tertentu (berada di dalam elevator, pesawat),
(4) phobia terhadap darah, luka dan suntikan,
(5) phobia terhadap hal lain (kematian, penyakit, tercekik).
Phobia spesifik juga dipengaruhi oleh budaya seperti pa-leng (ketakutan terhadap dingin dan kehilangan panas tubuh) di Cina dan taijin kyoshu-fo (ketakutan akan mempermalukan seseorang) di Jepang.
LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                               11 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

2.  Phobia sosial
Individu dengan phobia sosial mengalami ketakutan yang menetap dan tidak rasional yang biasanya berhubungan dengan keberadaan orang lain. Individu dengan phobia ini memiliki ketakutan bahwa mereka diperhatikan oleh orang lain dan mereka akan melakukan hal yang memalukan. Akibatnya, mereka akan menghindari situasi-situasi yang menurut mereka potensial untuk terjadinya hal-hal tersebut atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
Keadaan-keadaan yang sering memicu terjadi kecemasan pada penderita fobia sosial adalah:
1.      Berbicara atau tampil di depan umum                                                                                              
2.      Makan di depan orang lain.
3.      Menandatangani dokumen sebelum bersaksi.
4.      Menggunakan kamar mandi umum.
5.      Penderita merasa penampilan atau aksi mereka tidak tepat.
Dalam hal ini subjek mengalami gangguan fobia terhadap darah (Hemophobia), yang mana fobia ini merupakan fobia spesifik adalah suatu kondisi di mana seseorang akan pingsan ketika melihat darah, akibat cedera fisik, atau akibat suntikan.
Disamping adanya gejala fobia yang diterima subjek, subjek juga mengalami gangguan kecemasan menyeluruh (Generalized Anxietas Disorder). Gangguan Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan banyak aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari.
Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan. Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:

LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                        12
TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

1.      gelisah
2.      mudah lelah
3.      sulit berkonsentrasi
4.      mudah tersinggung
5.      ketegangan otot
6.      gangguan tidur
Gangguan ini sering terjadi, sekitar 3-5% orang dewasa pernah mengalaminya dan dua kali lebih sering terjadi pada wanita. Gangguan ini seringkali berawal pada masa kanak-kanan atau remaja. Keadaan ini berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun. Kecemasan muncul akibat daripada adanya fobia yang dideritanya.
Beberapa teori yang memberikan kontribusi tentang adanya phobia
1)      Teori Psikoanalisis
Freud adalah orang pertama yang mencoba menjelaskan secara sistematis perkembangan perilaku fobia. Menurut Freud, fobia merupakan pertahanan terhadap kecemasan yang disebabkan oleh impuls-impuls id yang ditekan. Kecemasan ini dialihkan dari impuls id yang ditakuti dan berpindah ke suatu objek atau situasi yang memiliki koneksi simbolik dengannya. Fobia adalah cara ego untuk menghindari konfrontasi dengan masalah sebenarnya, yaitu konflik masa kecil yang ditekan.
2)      Teori Behaviorial
Teori ini berfokus pada pembelajaran sebagai cara berkembangnya fobia. Salah satu pembelajarannya adalahAvoidence Conditioning : penjelasan utama behavioral tentang fobia adalah reaksi semacam itu merupakan respons avoidence yang dipelajari. Formulasi avoidence conditioning dilandasi oleh teori dua faktor yang diajukan oleh Mowrer (1947) dan mengatakan bahwa fobia berkembang dari dua rangkaian pembelajarang yang saling berkaitan, yaitu;
      a.       Melalui classikal conditioning seseorang dapat belajar untuk takut pada sesuatu stimulus netral (CS) jika stimulus tersebut dipasangkan dengan kejadian yang secara intrinsik menyakitkan atau menakutkan (UCS).
      b.      Seseorang dapat belajar mengurangi rasa takut yang dikondisikan tersebut dengn melarikan diri atau menghindari CS. Jenis pembelajaran ini diasumsikan sebagai operant conditioning; respon dipertahankan oleh konsekuensi mengurang ketakutan yang menguatkan.
3)            Teori Kognitif
Teori ini berfokus pada bagaimana proses berfikir manusia dapat berperan sebagai diathesis dan pada bagaimana pikiran dapat membuat fobia menetap. Kecemasan dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar untuk menanggapi stimuli negatif, menginterpretasi informasi yang tidak jelas sebagai informasi yang mengancam, dan mempercayai bahwa kejadian negatif memiliki kemungkinan lebih besar untuk terjadi di masa mendatang (Heinrichs & Hoffman, 2000; Turk dkk., 2001).
Teori kognitif mengenai fobia juga relevan untuk berbagai fitur lain dalam gangguan ini rasa takut yang menetap dan fakta bahwa ketakutan tersebut sesungguhnya telah tampak irasional bagi mereka yang mengalaminya. Fenomena ini dapat terjadi karena rasa takut melalui proses-proses otomatis yang terjadi pada awal kehidupan dan tak disadari. Setelah proses awal tersebut, stimulus dihindari sehingga tidak diproses cukup lengkap dan yang dapat menghilangkan rasa takut tersebut. (amir, foa dan coles 1998). https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Fobia+Social 30 November 2012 10:30



LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                    13      TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

VIII.       DINAMIKA PSIKOLOGI
Subjek mengalami gangguan fobia sejaka usia kanak-kanak, saat itu subjek tidak sengaja melihat darah yang menetes dengan derasnya pada tubuh korban kecelakaan. Ffobia darah ini membuat subjek merasa tidak mempunyai ruang kenyamanan.
Peneliti menguji hipotesis bahwa subjek ini mengalami disregulasi otonom konstitusional yang mem- predisposes mereka untuk
sinkop vasovagal saat memiringkan kepala. Peneliti mempelajari 11 subjek (9 perempuan, 2 laki-laki) yang memiliki riwayat pingsan atau setengah pingsan saat dirangsang dengan darah dan 11 subjek sehat (10 perempuan, 1 laki-laki) tanpa riwayat
pingsan. Tekanan darah (BP) dan denyut jantung (HR) diukur selama periode awal 15-menit dengan subjek mengambil posisi terlentang dan kemudian selama 45 menit kepala dimirngkan ke atas menjadi 70 °. Pengukuran pada saat istirahat tidak berbeda antara fobia darah dan subyek kontrol. Selama miring, 9 (82%) dari 11 subyek mengalami fobia darah setengah pingsan atau pingsan, menyebabkan pemutusan studi setelah 22.617 menit kemiringan. Hanya 1 (9%) dari 11 subyek kontrol
mengalami setengah pingsan (x2511.7, P50.001). Respon hemodinamik miring yang konsisten dengan mekanisme vasovagal dalam subjek fobia darah, dengan penurunan simultan di BP dan SDM selama posisi kepala  dimiringkan. Selama miring, tekanan darah sistolik turun 21615 mm Hg (P50.001), dan HR turun 22625 bpm (P50.01). Sebaliknya, BP dan SDM sangat stabil dalam kelompok kontrol. Subyek yang mengalami pingsan saat berhubungan dengan darah / cedera fobia memiliki disregulasi otonom yang mendasari predisposisi mereka untuk pingsan secara langsung, bahkan dalam adanya darah atau stimulus cedera. Pingsan terkait rangsangan ini mungkin sebagian besar disebabkan karena disfungsi dalam pengendalian peredaran darah saraf, karena itu dapat menyebabkan pingsan  secara berulang.
Predisposition to Vasovagal Syncope in SubjectsWith Blood/Injury Phobia (Accurso, Winnicki et al. 2001).
LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                                       14  TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

Istilah fobia dapat diartikan sebagai ketakutan yang tak masuk akal dan bersifat intens. Fobia akan menyerang ketika penderitanya menghadapi situasi, aktivitas, dan obyek tertentu. Biasanya penderita fobia tahu bahwa ketakutannya itu irasional.
Namun, penderita tidak dapat mencegah ketakutan itu datang. Ketakutan ini tidak jarang membuat orang di sekitarnya ikut heboh. Lebih dari 19 juta warga Amerika Serikat memiliki fobia.
Ratusan fobia berhasil diidentifikasi. Namun, para ahli telah mengidentifikasi bahwa secara garis besar fobia dapat dibagi menjadi agoraphobia, social phobia, dan specific phobia. (health.kompas.com)
Saat fobianya kumat subyek bisa jadi menjadi orang yang tak tau daratan dalam arti subyek merasa kelimpungan, dalam hal itu hanya subyek saja yang mampu memahami kenapa peristiwa atau obyek tersebut menyebabkan subyek tersebut menjadi fobia akanhal tersebut , subyek tak mau menyentuh atau bersinggungan langsung dengan obyek atau peristiwa yang menjadikan menjadi orang dengan gangguan fobia tanpa alasan yang menurut sebagian orang tidak rasional.







LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                               15 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)

IX.              DIAGNOSIS
Dengan berdasakan pada hasil observasi, wawancara dapat dikesimpulkan bahwa subyek mengalami gangguan fobia lebih khususnya fobia darah (Hemophobia) dengan gangguan kecemasan menyeluruh (Generalized Anxietas Disorder).
Penderita fobia (Hemophobia) dapat disebabkan oleh banyak faktor atau banyak hal. Pada subyek dimungkinkan karena subyek mengalami peristiwa traumatik secara tidak langsung dimungkinkan peristiwa tersebut berupa peristiwa kecelakaan yang mana mengeluarkan banyak darah.
Berdasar pada data diatas diperoleh juga bahwa subyek mengalami gangguan kecemasan menyeluruh (GAD).
DIAGNOSIS
KRITERIA
PPDGJ
KRITERIA
KASUS
KETERANGAN
TERPENUHI
TIDAK
TERPENUHI
F41.0
Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxietas Disorder (GAD))
Menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari.
Subjek mengalami gejala fobia bisa berlangsung lama ketika melihat peristiwa yang di takutinya (selalu terbayang)
ü   




LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                               16 TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)


Gejala yang muncul meliputi unsur-unsur berikut :                              1. Kecemasan misal su`lit konsentrasi
2. Ketegangan motorik misal gelisah,sakit kepala, tidak bisa santai
3.Overaktivitas Otonomik misal sesak napas, jantung berdebar, pusing,mulut kering
Subjek saat melihat adanya darah didepan mata dia kondisi badan langsung drop, pikiran kemana-mana dan yang ada diotak subjek tersebut seketika darah tersebut sehingga terkadang mengganggu konsentrasi subjek
ü   

Perlu adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan-keluhan somatik yang berulang serta menonjol
Saat mengetahui kalau anaknya mengidap gangguan fobia , ibu.S langsung hati-hati dalam menlakukan aktifitas agar tidak menimbulkan luka yang menimbulkan banyka keluar darah
ü   

Kriteria Gangguan Kecemasan Menyeluruh (GAD) nampaknya memang tampak dari diri subjek terlebih saat subyek mengalami suatu peristiwa yang mana peristiwa tersebut mengakibatkan fobia subyek kumat dan subyek mengalami gejala kecemasan yang mendalam.         

LAPORAN TUGAS AKHIR PSIKOLOGI KLINIS                                                               TERKAIT GANGGUAN FOBIA (ANXIETAS FOBIK)


DAFTAR PUSTAKA
Nevid. S. Jeffrey,dkk.PSIKOLOGI ABNORMAL’’edisi 5’’.Erlangga:Jakarta.
Markam Sumarmo,Suprapti Slamet LS.2003.PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS.Universitas Indonesia:Jakarta.                                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar