KASUS ORGANISASI
Contoh kasus:
Budaya organisasi ini perlu untuk diketahui oleh pemimpin atau manager
untuk memudahkan mereka dalam menentukan sikap, bagaimana mereka harus
bertindak agar para anggotanya bisa diarahkan menuju suatu sikap dan
perilaku yang akan berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
Berkaitan dengan budaya organisasi tersebut, terdapat fenomena budaya organisasi pada organisasi
pemerintahan. Adapun masalah yang muncul adalah disiplin Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang secara umum terkesan rendah yang akhirnya menghasilkan
kinerja yang rendah pula. Misalnya saja kebanyakan kantor pemerintahan
itu memiliki jam masuk pagi pukul 07.00 tapi kenyataannya dijalan-jalan
atau angkutan umum sering ditemui beberapa orang dengan pakaian PNS pada
jam tersebut. Gejala yang lain misalnya saja pada waktu kita pergi ke
kantor kecamatan untuk mengurus KTP atau surat-surat penting lainnya
misalnya, kadang kita menemui sistem pelayanan yang lama, dengan alasan
masih banyak pekerjaan lain yang lebih penting yang masih menumpuk, akan
tetapi dengan kita memberi suatu stimulus barulah kita mendapatkan
pelayanan yang kita inginkan. Padahal fungsi dari organisasi
pemerintahan itu tidak lain adalah untuk melayani kepentingan masyarakat
luas. Kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai pelanggaran terhadap
disiplin kerja, karena para pegawai tersebut tidak bertindak atau
bersikap sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
organisasi.
PT B a n k N e g a r a I n d o n e s i a (Persero) Tbk
Para pemegang saham yang terhormat, Kejadian yang menimpa Bank BNI pada
tahun 2003 merupakan sesuatu yang sangat memprihatinkan, namun kami
bertekad untuk menyelesaikannya. Selain kepada pemegang saham,
penyelesaian tersebut juga merupakan tanggung jawab kami kepada pegawai –
setiap individu yang telah mengabdi dengan penuh dedikasi, komitmen dan
integritas selama
bertahun-tahun. Sesungguhnya, kerja keras dari
belasan ribu karyawan dan karyawati tersebut telah mengantarkan Bank BNI
menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia, melayani jutaan nasabah
di berbagai kota di seluruh pelosok Indonesia.1 Laporan Tahunan 2003
Bank BNI Jaringan layanan Bank BNI merupakan kekuatan yang sulit
ditandingi. Dengan lebih dari 900 kantor cabang, Bank BNI hadir di lebih
banyak kota di
Indonesia dibandingkan bank lainnya. Di luar negeri,
Bank BNI adalah satu-satunya bank nasional yang memiliki aktivitas
perbankan di lima pusat keuangan dunia yaitu Singapura, Hong Kong,
Tokyo, London dan New York.
Bagi para pegawai Bank BNI maupun
masyarakat luas pada umumnya, sejarah Bank BNI merupakan warisan yang
tidak ada bandingannya di sector perbankan nasional. Suatu warisan yang
terkait dengan sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Lima puluh tujuh
tahun sejak lahir dalam semangat perjuangan kemerdekaan, Bank BNI kini
menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia, dengan total aktiva
mencapai Rp 131,49 triliun pada akhir tahun 2003. Secara makro, kondisi
ekonomi sepanjang tahun 2003 cukup kondusif
dan relatif stabil.
Dilakukannya divestasi saham pemerintah di beberapa Bank BUMN, secara
tidak langsung telah menjadi pemicu untuk meningkatkan kompetensi dalam
menghadapi persaingan yang makin ketat di masa yang akan datang. Selama
2003, jajaran manajemen telah melaksanakan beberapa inisiatif penting,
diantaranya penerbitan
Obligasi I Bank BNI senilai Rp 1,00 triliun dan Obligasi Subordinasi I Bank BNI senilai
USD 100 juta pada bulan Juli 2003 yang mencatat kelebihan permintaan
masing-masing 2,3 dan 3,7 kali. Selain itu, Kuasi-Reorganisasi dan
Reverse Stock Split berhasil diselesaikan menjelang akhir tahun 2003
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham. Dengan
KuasiReorganisasi, neraca akhir tahun 2003 tidak lagi terbebani oleh
defisit, sehingga di tahun mendatang Bank BNI dapat mulai dengan
struktur permodalan yang lebih baik. Sedangkan inisiatif Reverse Stock
Split dilakukan untuk memperbaiki kinerja likuiditas perdagangan saham
di bursa, sejalan dengan rencana divestasi saham pemerintah. Pelaksanaan
Reverse Stock Split telah meningkatkan harga nominal saham, sehingga
secara psikologis harga saham Bank BNI setara dengan peer group, dan
menjadi lebih menarik di mata investor. Sepanjang tahun 2003, Bank BNI
juga telah menjalankan beberapa strategi usaha secara konsisten,
diantaranya menjaga keseimbangan komposisi aktiva dan kewajiban yang
berfokus pada pengelolaan Obligasi Pemerintah, pengelolaan portofolio
pinjaman termasuk Non Performing Loan (NPL) serta optimalisasi struktur
pendanaan. Manajemen juga melakukan rekonfigurasi jaringan distribusi
yang bertumpu pada penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi,
serta mengoptimalkan platform perbankan korporasi untuk mengembangkan
segmen konsumen dan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pemasaran
lintas segmen (cross selling). Strategi lain yang dijalankan sehubungan
dengan peningkatan pengelolaan risiko ternyata masih perlu
disempurnakan. Terjadinya penyimpangan prosedur dalam penanganan
transaksi Letter of Credit di salah satu cabang, secara signifikan
berdampak negatif pada citra Bank BNI dan secara finansial berdampak
pada pencapaian laba yang jauh di bawah target.
Terlepas dari
kasus L/C, sesungguhnya kinerja Bank BNI tidak mengecewakan. Laba
operasional sebelum penyisihan pencadangan aktiva produktif selama tahun
2003 mencapai Rp 3,73 triliun, yang berarti melampaui target 2003. Net
Interest Margin meningkat menjadi 4,33% dari 3,40%. Komponen pendapatan
bunga terbesar berasal dari
bunga pinjaman yang diberikan (42,47%),
disusul pendapatan bunga Obligasi Pemerintah (40,04%), yang mencerminkan
menurunnya ketergantungan pada bunga Obligasi. Dari sisi permodalan,
CAR menunjukkan perbaikan, antara lain disebabkan penerbitan Obligasi
Subordinasi. Sebagai perwujudan akuntabilitas manajemen atas terjadinya
kasus L/C, telah dilakukan perombakan jajaran manajemen puncak pada
bulan Desember 2003. Dan sebagai pengemban amanah dari pemegang saham,
Bank BNI bertekad meraih kembali kebanggaan dan reputasinya sebagai bank
terkemuka. Untuk itu, Bank BNI telah mengambil langkahlangkah
komprehensif sehubungan dengan hal ini seperti mengajukan
tuntutan
hukum atas pelaku kasus penipuan L/C, menemukan dan memperbaiki berbagai
kelemahan pada sistem pengendalian internal dan pengelolaan risiko
Bank, meninjau kembali nilai dan etika kerja, menyempurnakan strategi
usaha, serta mengembangkan arah dan langkah untuk 15 tahun ke depan
dalam menjadikan Bank BNI sebagai bank terkemuka kebanggaan nasional.
Melalui Peta Navigasi Bank BNI, disusun langkah-langkah yang telah dan
akan dilakukan sebagai bagian dari proses pengendalian dan penyelesaian
krisis, yang dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap stabilisasi, pemulihan
dan transformasi. Rincian dari ketiga tahapan tersebut disajikan di
bagian lain pada Laporan Tahunan ini, sementara aspek-aspek utama dari
program tersebut adalah sebagai berikut.
Tahap stabilisasi telah
berlangsung dari bulan Januari sampai dengan Maret 2004, mencakup
pengangkatan manajemen baru; pendefinisian ulang visi, misi dan
strategi; penetapan target dan prioritas baru; serta upaya untuk
mendapatkan kembali kepercayaan
stakeholders. Tahap pemulihan
ditetapkan mulai bulan April sampai Juli 2004, dan mencakup pencanangan
komitmen terhadap ‘Zero Fraud Operations’; peningkatan tata kelola
perusahaan; penyempurnaan kebijakan dan pengelolaan sumber daya manusia;
serta upaya untuk mengembalikan kemampuan meraih laba seperti sebelum
krisis. Kemudian, tahap transformasi akan dimulai pada bulan Juli 2004,
melalui program rebranding dan identitas perusahaan yang baru; reposisi
Bank BNI untuk ‘melayani dengan kebanggaan sebagai bank anak negeri’
yang unggul dalam pelayanan dan kinerja; serta revitalisasi unit-unit
bisnis sebagai motor pertumbuhan usaha.
Pada ketiga tahapan
tersebut, Bank BNI akan memberikan perhatian khusus pada upaya
pemberdayaan sistem pengendalian internal dan pengelolaan risiko yang
lebih ketat sesuai standar praktek internasional terbaik. Secara
bertahap, sistem-sistem tersebut juga akan dikembangkan sesuai dengan
rekomendasi Basel II Accord, yang antara lain mensyaratkan dimasukkannya
risiko pasar dan risiko operasional dalam perhitungan modal minimum
bank. Bank BNI juga akan terus meningkatkan jaringan distribusi,
diferensiasi produk, teknologi perbankan, pengelolaan basis data,
hubungan nasabah dan kualitas pelayanan. Kami yakin bahwa
langkah-langkah yang ditempuh ke arah pemulihan tidak saja akan mampu
menciptakan pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan bagi
stakeholder Bank BNI, namun juga akan kembali menempatkan Bank BNI
sebagai simbol perbankan Indonesia. Untuk itu, kami akan senantiasa
menghadirkan produk dan layanan perbankan yang berkualitas kepada jutaan
nasabah di
semua segmen pasar, mengembangkan peluang pasar khusus
di sektor-sektor dimana Bank BNI memiliki keunggulan pengalaman dan
keahlian, serta mengoptimalkan potensi pemasaran-silang di antara segmen
perbankan korporasi, komersial dan konsumer. Kesemuanya ini juga akan
membawa perkembangan Bank BNI ke arah skema Arsitektur Perbankan
Indonesia. Dalam kesempatan ini, Direksi Bank BNI menyampaikan terima
kasih kepada pemegang saham, pegawai, nasabah, mitra usaha dan
masyarakat, atas dukungan yang diberikan selama masa-masa yang sulit
ini. Bank BNI bertekad mengupayakan yang terbaik agar tidak
menyia-nyiakan dukungan serta kepercayaan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar